Dalam rangka meringankan beban dan membantu masyarakat Pedalaman Papua Satgas Mobile Yonif 323/BP TK Gome bercocok tanam bersama Masyarakat di Kp.Gome, Distrik Gome, Kab.Puncak, Papua Tengah, Jumat (22/11/2024).
Baca juga:
Kasad: Jangan Ragu Bertindak Tegas
|
Dan TK Gome Lettu Inf Galang Gerilya mengatakan Tingginya harga bahan makanan dihadapkan dengan daya beli masyarakat secara umum mempengaruhi kondisi sosial di Kabupaten Puncak. Terlebih di musim paceklik seperti sekarang ini, sebagian besar masyarakat mengeluhkan hasil panen mereka yang turun drastis. Fenomena ini disinyalir merupakan akibat dari beberapa faktor seperti ketergantungan masyarakat terhadap ketersediaan bibit sayuran serta perubahan iklim global. Hal tersebut apabila dibiarkan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan berimbas kepada kualitas hidup masyarakat. Sebagai contoh beberapa jurnal penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil yang kekurangan nutrisi dapat melahirkan bayi _stunting_. Inilah alasan mengapa masalah ketahanan pangan merupakan satu dari sekian banyak program prioritas yang harus dituntaskan menuju Indonesia Emas 2045.
Melihat kondisi tersebut TK Gome yang bekerjasama dengan Kepala Suku Kabupaten Puncak, Bapak Abellum Kogoya, berusaha menstimulasi masyarakat dengan bersama-sama menggarap kebun sejak April 2024 lalu. Lahan seluas + - 3 Ha ini ditanami tumbuhan pangan lokal seperti ubi, talas, jagung, pisang, tebu, dan sayuran lainnya secara organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Pemilihan jenis tanaman dan umbi-umbian lokal ini didasari alasan karena memiliki ketahan yang lebih terhadap serangan hama dan perubahan cuaca. Kemudian sifatnya yang perrenial, yaitu tanaman berumur panjang, yang dapat dipanen berkali-kali sepanjang tahun cocok dijadikan sumber pangan utama masyarakat. Selain kegiatan berkebun program teritorial lain dari Satgas Yonif 323/BP adalah pembagian bibit sayuran yang dilaksanakan _door-to-door_ dari honai ke honai.
Batih TK Gome Sertu Aris Muhamad menjelaskan, "Hampir setiap hari pasti ada mama-mama yang datang ke pos untuk menjual hasil panennya. Kami senang bisa menjadi bagian dari siklus yang baik ini, ” ujarnya. “Harapan kami selanjutnya yaitu agar generasi muda Papua tidak melupakan kearifan lokal mereka, yang dalam konteks ini ialah tentang kekayaan sumber pangan pokok alternatif selain beras. Dengan bantuan Satgas serta seluruh komponen yang ada di Kabupaten Puncak semoga potensi-potensi yang ada saat ini dapat terus dikembangkan sehingga tidak ada lagi anak-anak Papua yang kelaparan.” Ungkapnya